Bagaimana Cara Membangun Sekolah Swasta Unggulan Di Pedesaan




oleh: Emma Handoko



SMP At-Thalib ialah sekolah yang diperuntukan untuk belum dewasa usia sekolah di masyarakat pedesaan yang 80% tergolong masarakat tak bisa (left behind sociaty); 90% belum dewasa usia tersebut menjadi under educate, low quality, low performance, low competitiveness  serta tidak bisa mencapai WAJAR 9 Tahun. Sebagai ilustrasi:
Memprihatinkan, ranking pendidikan Indonesia ada di bawah Vietnam. Di tahun 70-80 an Malaysia mengimpor tenaga pengajar dari Indonesia dan banyak mencar ilmu seni perfilman. Malaysia, phillipina, dan negara-negara di As-Teng banyak mencar ilmu di Indonesia melalui pertukaran pelajar. Di kala 90-an Brunai juga mengimpor tenaga pengajar dari Negeri tercinta ini. Negara-negara Afrika, India, Pakistan, dan Srilangka banyak mencar ilmu KB, Tramnsmigrasi, dan Pertanian, hal ini erat hubungannya dengan dilema pendidikan. Artinya mutu pendidikan di Indonesia secara rata-rata berada di atas negara-negara di Asia Tenggara.

Ilistrasi di atas, menguatkan tekad Lembaga At-Thalib untuk berupaya menawarkan yang terbaik dan menjawab tantangan dengan kemampuan yang sangat terbatas ini.SMP At-Thalib berdiri ditengah-tengah masyarakat yang haus akan adanya forum pendidikan yang berorintasi pada “kepedulian” bukan pada “Bisnis” dimana bisa memenuhi rasa haus dan lapar akan pendidikan yang edukatif dan aplikatif.SMP At-Thalib berdiri bukan di tengah keramaian kota tetapi jauh di pedesaan yang hampir 95% penduduknya tidak mengenyam WAJAR 9 Tahun.

Dan jauh dari maksud forum At-Thalib untuk membangun menara gading, hanya sekedar berkeinginan menjaga dari setiap mata rantai ke mata rantai lain biar tidak terputus. Jangan ada kata The Lost Generation dan tidak tidak mungkin akan terjadi The Lost World suatu kelak.SMP At-Thalib ialah Sekolah Menengah Pertama umum ibarat sekolah-sekolah lain pada umumnya. Yang membedakanya ialah dimana Sekolah Menengah Pertama At-Thalib menawarkan aksesori pelajaran sebagai prioritas dan keharusan yang wajib dimiliki setiap penerima didik. Lembaga merasa sangat perlu untuk menggali potensi setiap siswa dan mengembangkannya, alasannya ialah potensi-potensi inilah yang kelak akan sangat bermanfaat dalam kehidupan nyata. 

SMP At-Thalib memprioritaskan diri pada penggalian dan pengembangan potensi setiap siswa, alasannya ialah banyak sekali alasan yang berkembang pada masyarakat pedesaan.SMP At-Thalib ialah sekolah lanjutan yang masih dalam lingkup WAJAR 9 Tahun, sehingga secara formal belum sanggup diberdayakan untuk mencari pekerjaan yang mengandalkan sepucuk sertifikat. Namun Sekolah Menengah Pertama At-Thalib beropini lain, meskipun hal itu tidak memungkinkan tetapi, diperlukan siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama At-Thalib pada kenyataan akan mempunyai kemampuan yang lebih dari seorang lulusan SMU, alasannya ialah siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama At-Thalib akan mempunyai kemampuan tidak sekedar mempunyai wawasan ibarat lulusan-lulusan sekolah umum. 

SMP At-Thalib menawarkan pelajaran aksesori khusus yang disebut dengan ISMET+O yaitu Islam Seni Manajemen Teknologi plus Olahraga. Pelajaran ISMET ialah pelajaran prioritas utama dan O ialah pelajaran aksesori pendukung (prioritas yang bersifat situasional). Pelajaran ini diperlukan akan menjadi bekal siswa biar bisa mandiri.


Tujuan Pendidikan At-Thalib

Tujuan Umum
Untuk Siswa
  • Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tanpa harus mengulang pelajaran melalui pengenalan kembali. Dengan istilah penjenjangan sekolah.
  •  Jika telah keluar dari Sekolah Menengah Pertama At-Thalib sanggup meng- inplementas-kan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Siswa mempunyai kemampuan (competency) yang sesuai dengan tuntutan alam.
Untuk At-Thalib
  • Menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat mengenai manfaat dan hasil selesai dari suatu pendidikan di sekolah.
  • Memiliki nilai competitive advantage dalam dunia pendidikan menengah lanjutan
  • Mengembangankan/ mengali potensi siswa dari banyak sekali sisi.
  • Merubah pandangan masyarakat bahwa sekolah berkualitas tidak harus berbiaya tinggi
  • Memberikan nuansa lain dari nuansa pendidikan selama ini.
  • Sebagai Aktualisasi dari At-Thalib dalam rangka meningkatkan Competitive Advantage (daya saing) sebagai pendatang gres di dunia pendidikan.
Tujuan Khusus
1.  Melalui pendalaman di bidang studi Agama Islam sesuai kurikulum dan menambahnya pada jam ektrakurikuler mempunyai implikasi sbb:
  • Tingginya wawasan dan pemahaman mengenai agama Islam
  •  Mampu menginplementasikan pada dunia masyarakat
  • Lulusan At-Thalib mempunyai moral, etika, sopan santun yang beradab
  • Dapat menahan diri/self control yang baik dalam sikap sehari-hari
  • Membawa suasana gres dalam dunia faktual mengenai pentingnya aplikasi Agama dalam kehidupan, ibarat menjauhkan diri/cepat menginsafi dari sifat-sifat insan : r Iri – Dengki – Sombong – Pamer – Tekabur – Hianat – Jahil – Aniyaya r  Sifat-sifat ini ialah sifat insan yang paling jelek sedunia dan merupakan penyakit bathin yang sangat kuat terhadap kesehatan fisik.
2.  Melalui pendalaman di bidang studi Bahasa Inggris sesuai kurikulum dan menambahnya pada jam ektrakurikuler mempunyai implikasi sbb:
  • Tingginya wawasan dan pemahaman mengenai Bahas Inggris
  • Mampu mempraktekannya dalam dunia masyarakat yang erat hubungannya dengan mengembangan dan percepatan penambahan wawasan yang begitu besar dikomunikasikan baik dari banyak sekali media ataupun pendidikan-pendidikan formal dan informal; juga hubunganya dengan mengim,bangi arus percepatan dunia.
  • Meningkatkan pergaulan. Tidak hanya bersekup lokal tetapi juga internasional
  • Melalui pendidikan berjenjang selama + 3 tahun yaitu  mulai level elementry (dasar/pengenalan);  level intermediate (Lanjutan) dan advance (mahir/Ahli) pada bidang-bidang ekstrakurikuler
3. Diharapkan siswa bisa mempunyai kemampuan lebih spesifik untuk modal dalam kehidupan kelak
4. Mengantisipasi siswa yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan dibekali kemampuan khusus



Deskripsi

Metode atau sistem Pendidikan ibarat apa dan bagaimana yang digunakan At-Thalib dalam mengelola sekolah adalah:



1. Interactive Education Method



Siswa dipacu aktif di dalam dan di luar kelas, dipacu mempunyai keberanian atau percaya diri dalam setiap pelajaran baik pelajaran wajib sesuai kurikulum maupun pelajaran ISMET+O. Guru lebih mengutamakan siswa sanggup memahami bukan menghapal. Guru tidak mengejar sasaran silabus (Satpel) tetapi bertanggungjawab siswa bisa memahami dalam batas waktu tenggang yang relatif panjang. Guru tidak melaksanakan pengajaran dengan menggunakan teori peluru (Bullet Theory) tetapi Two Way Communication Theory dengan pembiasaan teladan pikir siswa. Interaktif terjadi setiap ketika dimanapun anata siswa denan guru. Guru menilai siswa dan siswa mempunyai kesempatan menilai guru, tujuannya sebagai penilaian kemampuan guru dalam memberikan pengajarannya.

2. Creative Learning System atau Hidden Potential Drive

Siswa dipacu untuk terus mencar ilmu dan berpikir inisiatif, kreatif dan inovatif. Tidak sekedar mendapatkan dan menelan bulat-bulat pengajaran yang disampaikan. Siswa diperlukan bisa melaksanakan analisa dan tidak hanya terpatok pada pedoman atau buku pelajaran. Ada semacam pencerahan dengan diberikan nuansa lain yang tidak biasa diberikan pada siswa seusianya.

3. Out bound Class Method

Penyampaian pengajaran tidak mesti di dalam kelas tetapi juga dilakukan di luar kelas (bukan dalam pengertian melaksanakan studi banding atau studi wisata yang membutuhkan biaya mahal). Tetapi pengajaran disamapaikan dimanapun tidak terbatas ruang sehingga kedekatan antara guru dan siswa akan terjadi ibarat orang bau tanah dan anak. Menumbuhkan trust dari siswa dan orang bau tanah siswa. Menghindari kejenuhan/kebosanan dengan sempitnya ruangan. Membuka cakrawala siswa. Memberi kesempatan guru untuk menawarkan yang terbaiknya. Memberikan kenyamanan pada guru dalam menawarkan pelayanan. Melatih berpikir kreatif dan inisitif guru.


4. Touring Education Method

Touring disini bukan pengertian sempit, ibarat studi wisata ke tempat-tempat wisata, museum dll. Tetapi siswa diberi kesempatan untuk memilih dimana harus belajar, siswa bebas makan dan minum di kelas (makan-minuman ringan), bebas mengeluarkan pendapat seirasionalpun tetapi argumentatif pada usianya, bebas intrupsi. Namun tetap pada koridor sopan santun sebagai siswa yang terikat pada peraturan sekolah.

Hubungan Siswa dan Guru tidak Vertikal tetapi diagonal. Ini mengisyaratkan guru dan siswa bersifat proaktif terhadap kesinambungan pelajaran, tidak adikara (pemaksaan). Guru buka tuhan yang seba tahu, harus selalu diturut dan dihormati setingkat dewa. Tetapi layak.


5. Exploring Hidden Ability Method

Sejenis penelusuran minat dan kemampuan siswa. Siswa digali potensinya dari berbagagi sisi, Karena tidak seeluruh siswa bisa mengikuti mata pelajaran sesuai kurikulum yang diprogramkan pemerintah. Lembaga berupaya untuk memunculkan bakat-bakat yang terpendam menjadi suatu kekuatan untuk dirinya sendiri, sehingga akan tumbuh menjadi kemampuan yang bisa dimanfaatkan kelak dalam kehidupan nyata. At-Thalib sangat meyakini sekali bahwa setiap orang mempunyai keunggulan (bisa tampak bisa juga tersembunyi) di bidangnya masing- masing, namun apakah keuanggulan (Hidden Ability) itu bisa digali atau tidak, akan sangat bergantung pada seluruh civitas academi terkait.

Dari semua metode itu tidak seluruhnya mesti dipergunakan, atau bisa saja berupa adonan yang diadaptasi dengan kondisi lingkungan, sarana dan prasarananya. Karena suatu ketika At-Thalib sendiri akan mendapatkan identitas yang niscaya artinya metode mana yang bisa digunakan di At-Thalib.


Pelajaran Ekstrakurikuler yang diwajibkan

Tambahan pelajaran ini sebagai antisipasi, alasannya ialah tidak semua siswa akan meneruskan atau mempunyai kemampuan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga siswa harus mempunyai kemampuan yang bisa diandalkan di dunia faktual kelak, dimana lulusan At-Thalib diperlukan bisa mandiri.

Tambahan pelajaran ini disebut dengan ISMET+O yaitu Islam Seni Manajemen Teknologi plus Olahraga. Pelajaran ISMET ialah pelajaran prioritas utama dan O ialah pelajaran aksesori pendukung (prioritas yang bersifat situasional).


1. Islam adalah pendalaman secara lebih ter-orientasi atau terarah mengenai kemampuan siswa untuk membaca, menulis dan memahami Al-Qur’an dan Hadist (didalamnya tercakup pemahaman aqidah dan tauhid) menjadi prioritas. Sekolah Menengah Pertama At-Thalib sangat menyadari dengan banyak sekali bencana yang memprihatinkan sekala lokal ataupun nasional yang menyangkut sendi-sendi moral, agama dan etika. Terjadinya degradasi dan dekadensi moral, alasannya ialah rendahnya pemahaman terhadap Qur’an dan Hadist.

Harapan: 

Siswa diperlukan bisa memahami isi Al-Qur’an dan Hadist/Sunnah yang diaplikasikan dengan kegiatan etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

2. Seni. Mencakup banyak sekali kegiatan yang bekerjasama dengan kesenian, terutama seni sunda karawitan yang mulai ditinggalkan kaum muda, ibarat seni degung, kacapi suling, kawih pop sunda, jaipongan atau mungkin pewayangan. Seni musik pop Inonesia termasuk olah vokal, grup band dll. Seni vokal lagu-lagu barat sebagai pengenalan untuk medan latihan dan mempermudah pengajaran bahasa Inggris serta pengetahuan dunia luar mengenai kemajuan di bidang seni. Juga seni Tari Sunda, Jawa, Dangdut, dan import.

Harapan:

Siswa mempunyai kemampuan dalam bidang seni
Siswa sanggup menyalurkan dan membuatkan talenta yang dimilikinya
Kemampuan suatu kelak sanggup dijual

3. Manajemen. Apa dan bagaimana suatu pengeloaan seharusnya dilakukan.. Mencakup didalamnya dalam seni pengelolaan suatu kegiatan ibarat perusahaan, forum pemerintah, forum swasta, kewiraswastaaan, home industri, rumah tangga dan kegiatan lainnya dimana siswa akan diperkenalkan dan diperlukan memahami teori dan sebagaian praktek-praktek Manajemen, Adminitrasi, akuntansi dan kewirausahaan. Hal ini dipandang sangat perlu alasannya ialah akan menyangkut kualitas SDM dalam suatu kegiatan. Banyak perusahaan yang collaps alasannya ialah SDM tidak bisa melaksanakan pengelolaan secara baik. Ternyata seni manajemen, manajemen ialah hal utama dalam sutu kegiatan yang berkesinambungan.
    Harapan:
    • Siswa bisa memahami dasar-dasar manajemen, administrsi dasar, akuntansi dasar, serta aksesori di bidang wirausaha
    • Kelak siswa sanggup dipekerjakan di perusahaan, instansi pemerintahan, swasta, ataupun wiraswasta tanpa harus mencar ilmu lagi dari NOL. Yang ternyata biaya training itu sangat mahal. Sehingga banyak perusahaan yang selalu mencari karyawan yang mempunyai pengalaman sebelumnya.
    4. Teknologi. Mencakup pengenalan bidang-bidang yang bersentuhan dengan teknologi, ibarat teknologi komputer dan keterampilan (skill). Kemampuan mengoperasikan acara komputer ibarat microsoft windows, word, excel, dan sedikit grafik yang sanggup diaplikasikan pada dunia kerja serta hubngannya dengan manajemen, manajemen dan akuntansi.
    Pengenalan keterampilan dan pertanian ibarat menjahit, kerajinan rumah tangga, kerajinan tangan, petukangan, bengkel, cara bertani, perikanan, peternakan, dll. Yang tentunya lebih bersifat praktek dari pada teorinya. Karena pengajarnya bukan dari lulusan pendidikan formal tetapi para praktisi atau belajar sendiri yang telah terbiasa bergelut dengan bidang-bidang tersebut. Pendidikan formal bukan suatu keharusan di bidang-bidang ini, yang terpenting ialah kemapuan mentransfer pengetahuannya pada siswa. Tentunya, akan pula didatangkan para penyuluh dari instansi pemerintah atau LSM di bidang tersebut yang secara formal mempunyai pendidikan cukup tinggi dan layak sebagai tenaga pengajar.

    Harapan:
    • Siswa sanggup memahami bidang-bidang teknologi dan keterampilan. Idealnya 80%, minimalnya 30%
    • Lulusan, suatu kelak sanggup berdikari alasannya ialah mempunyai kemampuan ketrampilan untuk hidup tanpa bergantung pada orang lain. Lulusan akan ber-wirausaha tanpa harus mencari pekerjaan
    • Mampu mengoperasikan komputer akan sangat bekerjasama dengan kebutuhan di masa kini di setiap kegiatan apapun. Dan ini akan sangat bermanfaat dalam mempermudah pengadminitasian, pengeloaan keuangan, pengeloaan manajeman dll. Serta mengoptimalkan Hasil.
    5.   Olah Raga (OR). Bidang ini akan sangat situasional/kondisional. Artinya akan sangat bekerjasama dengan potensi siswa, kesempatan waktu yang dimiliki siswa, jumlah siswa. Pemilihan secara selektif mengenai olah raga apa yang sesuai dan sanggup menghasilkan secara maksimal. Karena penambahan jenis     OR ini mempunyai tujuan, yaitu penaingkatan prestasi bukan sekedar pengembangan bakat. Mengingat bidang OR di Indonesia belum bisa dijadikan mata pencaharian yang layak, hanya pada tingkat-tingkat dan kawasan tertentu saja. OR lebih cenderung hobby, alat rekreasi, sambilan bukan pekerjaan. Belum menjadi tujuan utama.

    Harapan:
    • Bagi At-Thalib sendiri OLAHRAGA hanya merupakan sarana promosi, studi banding, peningkatan prestasi, pembentukan image, mengisi kegiatan, persahabatan dengan sekolah lain.
    • Siswa membuatkan potensi yang kelak sanggup bermanfaat di masyarakat

    Metode yang disampaikan At-Thalib memang terlalu berat untuk siswa dari masyarakat pedesaan, tapi hal itu dilaksanakan alasannya ialah atas  pertimbangan:

    1. SMP At-Thalib metode yang masih jarang dipergunakan pada setingkat sekolah lanjutan 
    2. At-Thalib sedang mencari identias diri Sekolah Menengah Pertama At-Thalib untuk mendapatkan metode yang terbaik. Tentunya untuk kepentingan masyarakat pendidikan di wilayah jangkauan Sekolah Menengah Pertama At-Thalib. Service Quality is priority with the low cost. 
    3. Apa salahnya dengan mencoba hal yang seharusnya didapatkan oleh penerima didik. Hal ini demi menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat modern 
    4. Pendidikan yang ada selama ini di wilayah kecamatan Panumbangan dan sekitarnya tidak memenuhi rasa haus dan lapar akan kualitas dan jaminan pendidikan 
    5. Pendidikan yang ada kini ini, kebanyakan bersifat keberpihakan. Jika seorang siswa lemah dalam kemampuan di dalam kelas, secara otomatis ia akan terlantar dan terbelakang. Hukum rimba dan kapitalis masih berlaku, dimana yang pintar makin pintar dan yang bodoh makin terjepit, apalagi secara ekonomi tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga yang merasa bodoh di dalam kelas, maksimalnya hanya akan mendapatkan setifikat kelulusan tanpa nilai plus yang bisa diandalkan yang jauh lebih bermanfaat dalam kehidupan nyata. 
    6. SMP At-Thalib berupaya melihat siswa sebagai insan secara utuh. Dari banyak sekali sisi, dengan kelebihan dan kekurangannya. Sekolah Menengah Pertama At-Thalib berupaya menggali potensi-potensi terpendam (Hidden Capability), menumbuhkembangkan rasa optimis/percaya diri. 
    7. SMP At-Thalib mencoba membuka budaya baru, yaitu membentuk budaya proaktif, budaya kratif, budaya juang. Dan membuatkan budaya usang yang positif yaitu, budaya tepo seliro, tenggang rasa, Ing Ngarsa Sing Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Juga berupaya menekankan pembentukan jiwa Islami yang menghindari diri dari “Hiri Dengki Jail Kaniyaya Riya Hasud Ujub Takabur”. Dalam praktek kehidupan 
    8. Tentunya sistem yang diselenggarakan ibarat ini akan memebutuhkan tenaga, biaya, waktu, pikiran, tekad, kejujuran, perjuangan, kebersamaan semua pihak, interaktif antara Guru, Yayasan, Lembaga, Orang Tua siswa, Siswa, pemerintah dan seluruh unsur terkait. Namun hal itu bisa terealisasi manakala hal tersebut diatas terpenuhi dan seluruh unsur mempunyai rasa sosial, rasa mempunyai dan tanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan. Terutama kalau sudah berurusan dengan dilema finansial. 

    Harapan. 
     
    • 3 tahun ialah waktu tidak mengecewakan cukup untuk mendidik dan membina penerima didik dan membawanya kearah yang lebih baik dan bisa dilihat hasinya pada dunia nyata. 
    • Lulusan sanggup membawa gosip dan nuansa gres perihal makna dan manfaat pendidikan kepada masyarakat umum yang kadung ter-fomeo-kan bahwa pendidikan hanyalah penghamburan biaya dengan minimal hasil. 
    • Sebodoh-bodoh orang (tidak idiot dan debil) diperkenalkan dengan sesuatu yang absurd sekalipun kalau terus berhadapan dalam kurun waktu cukup lama, bukan tidak mungkin ia akan bisa menghadapinya. ALAH BISA KARENA BIASA. Karena kalau yang biasa-biasa saja dihadapinya, maka hanya yang biasa pula kemampuannya. 

    Apakah metode At-Thalib tersebut tidak menyalahi peraturan atau kurikulum yang sudah baku?

    Ya dan Tidak.

    Tidak, alasannya ialah Sekolah Menengah Pertama At-Thalib menggunakan kurikulum yang telah baku.

    Ya, alasannya ialah banyak hal yang di sekolah lain tidak diajarkan, sedangkan di Sekolah Menengah Pertama At-Thalib menjadi pemfokusan prioritas. Serta ada beberapa pelajaran mulok yang dikurangi jam pelajarannya bahkan dihilangkan alasannya ialah digantikan dengan pelajaran yang lain yang dianggap lebih sesuai dengan cultur dan kebutuhan siswa.

    Apakah metode At-Thalib tersebut akan berhasil sesuai idealnya?

    Ya tidak. 

    Keberhasilan metode yang digunakan di Sekolah Menengah Pertama At-Thalib akan sangat tergantung kepada tersedianya tenaga pengajar yang memadai kapabilitasnya, kesungguhan tenaga pengajar, serta budaya pendidikan yang terbentuk. Artinya, kalau budaya pendidikan tidak mendukung atau tidak aman jawaban dari perilaku, kesungguhan, keseriusan serta kemampuan guru sedang-sedang saja, maka tidak ada jaminan acara metode tersebut sanggup tercapai dengan baik, apalagi sesuai dengan idealnya. 

    Apakah staf pengajar yang sudah bertahun-tahun mengajar dengan metode kurikulum baku bisa menawarkan pengajaran sesuai yang diperlukan ibarat harapan metode At-Thalib?

    Ya tidak. 

    Akan sangat tergantung pada individu guru tersebut. Apakah mempunyai awareness untuk mengajar dan memeberikan pencerahan kepada siswa. Apakah mempunyai rasa sosial, sense of belonging, sense of resposibility, fight dan faith. Karena bagi guru seharusnya dilema honorarium financial bukanlah hal yang utama, alasannya ialah secara logis saja tidaklah memungkinkan di negeri tercinta ini. Kecuali di negeri orang, ibarat di Malaysia ada seorang guru SD honor mengajarnya lebih besar dari pada seorang Perdana Menteri, demikian juga di negeri paman Sam, British dan eropa lainnya kesejahteraan guru jauh lebih baik dari ada pegawai pemerintahan lain, alasannya ialah dianggap guru ialah cikal bakal bagi maju mundurnya sustu generasi. Sehingga tingkat kesadaran men-transfer Ilmu Pengetahuan dan sosial yang tinggi. Dan itu merupkan konsekuensi dan konsistensi guru.


    Sumber dana untuk membiayai kelangsungan forum pendidikan tersebut adalah:

    DINMI atau Yayasan Dinamika Masyarakat Indonesia 
    • Donasi 
    • Usaha-Usaha lain yang diselenggarakan sekolah 
    • Subsidi silang dengan Radio Athala 
    • Subsidi Pemerintah 
    • Siswa
             

                                                                                  Penulis


                                                                             Emma Handoko


      Ditulis tidak menurut referensi. Lebih menurut wawasan yang ada sehingga perlu direvisi kembali melalui urun rembug seluruh civitas akadimika. Adapun tujuan penulisan ini, sebagai materi untuk pembuatan pedoman baku dan orientasi forum pendidikan At-Thalib.


      Berbagai Sumber

      Belum ada Komentar untuk "Bagaimana Cara Membangun Sekolah Swasta Unggulan Di Pedesaan"

      Posting Komentar

      Iklan Atas Artikel

      Iklan Tengah Artikel 1

      Iklan Tengah Artikel 2

      Iklan Bawah Artikel