Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)
Berikut ini adalah berkas buku mengenai Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam). Download file format PDF.
Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam) |
Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas buku mengenai Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam):
Buku ajar mahasiswa ini berjudul “Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)”. Buku ajar ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada yang bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam belajar serta agar siswa juga dapat memahami nilai-nilai dasar Islami yang dikembangkan manusia dalam berpikir dan bertindak.
Buku ajar ini membantu memahami sistem informasi yang dimulai dari perkembangan komputer, karena sistem informasi saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan komputer. Selain itu beberapa konsep yang terdapat dalam sistem informasi juga dibahas dalam buku ini. Buku ajar ini lebih khusus diperuntukkan kepada para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang sedang mengambil mata kuliah pembelajaran ICT atau mahasiswa universitas lainnya yang juga mempelajari mata kuliah yang serupa. Oleh karena itu beberapa contoh dan latihan yang ada pada buku ajar ini sebagian diambil dari dunia kemahasiswaan. Mudah-mudahan dengan mempelajari buku ini, para siswa akan mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam pembelajaran dan dengan harapan semoga siswa mampu berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki.
DAFTAR ISI
BAB I Teknologi dan Media Pembelajaran
A. Posisi dan Fungsi Teknologi dan Media Pembelajaran
B. Landasan Media Pembelajaran
C. Karakteristik Media Pembelajaran
D. Media Pembelajaran Dua Dimensi
E. ICT dalam Pembelajaran Inovatif
F. Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran
BAB II Memadukan Teknologi Dan Media Pembelajaran
A. Karakteristik Pemrosesan Informasi
B. Strategi Pembelajaran
C. Media Pembelajaran Inovatif
D. Klasifikasi Bahan Ajar
BAB III Komunikasi Dalam Pembelajaran Berbasis ICT
A. Komunikasi dan Pembelajaran
B. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
C. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
D. Strategi Komunikasi Pembelajaran
BAB IV Media Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK
A. Media Pembelajaran Berbasis Komputer
B. Strategi Pembelajaran dengan TIK
C. Pemanfaatan Microsoft Power Point untuk Pembelajaran
D. Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
BAB V Media Pembelajaran Berbasis E-Learning
A. Pemanfaatan Media E-learning
B. Teknologi Penunjang E-learning
C. Pengajaran Berbasis Web
D. IT Pembelajaran Berbasis Multimedia
BAB VI Pemanfaatan Media Pembelajaran
A. Penggunaan Media Tidak Terprogram
B. Penggunaan Media Terprogram
C. Multimedia dalam Pembelajaran
D. Prinsip-prinsip Multimedia
BAB VII Belajar Dengan Piranti Audio, Visual dan Kinestetik
A. Media Pembelajaran Visual
B. Fungsi Media Pembelajaran Visual
C. Manfaat Media Pembelajaran Visual
D. Jenis-jenis Media Pembelajaran Visual
E. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Visual
F. Kriteria Pemilihan Media Visual
G. Pemanfaatan Media Audio dan Radio
H. Media Pembelajaran Kinestetik
BAB VIII Orientasi Pembelajaran Abad 21
A. Orientasi Baru Dunia Pendidikan
B. Paradigma Pendidikan Abad-21
C. Pembelajaran Berbasis Blended Learning
D. Mengembangkan Kecakapan Siswa
E. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
F. Pembelajaran Secara Tatap Muka dan Virtual
G. Kompetensi Profesi Guru berbasis ICT
Teknologi dan Media Pembelajaran
Bab ini akan menjelaskan pentingnya teknologi dan media dalam proses belajar mengajar. Belakangan ini ketika sebagian besar orang-orang mendengar kata teknologi, mereka memikirkan dengan benda-benda seperti komputer, pemutar MP3, dan pesawat ulang alik. Kata teknologi selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekedar piranti keras hingga cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Banyak pendidik beranggapan bahwa teknologi merupakan seluruh solusi pengajaran di dalam kelas. Komputer dan teknologi lainnya tidak membuat guru menjadi lebih bisa. Pada akhirnya gurulah yang harus memiliki beragam pengalaman kaitannya dengan proses pembelajaran di kelas. Kemajuan teknologi memainkan peranan penting dalam pendidikan. Teknologi dan media yang telah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga membantunya meraih potensi tertinggi mereka, terlepas dari apapun kemampuan bawaan yang mereka bawa sejak lahir. Bab ini menyajikan ringkasan mengenai arti, posisi dan fungsi teknologi dan media pembelajaran yang diharapkan dapat berperan sebagai salah satu pendukung para guru untuk menuju pemenuhan tuntutan profesionalisme.
Bab ini memberikan perhatian khusus pada fungsi dan karakteristik teknologi dan media pembelajaran inovatif, diantaranya.
Posisi dan Fungsi Teknologi dan Media Pembelajaran
Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran jelas berubah-ubah karena adanya pengaruh teknologi. Guru dan buku teks tidak lagi menjadi sumber belajar satu-satunya yang utama dan tidak ada bandingannya. Guru telah berubah peran menjadi seorang fasilitator pemerolehan informasi. Bahkan dengan beberapa tombol keyboard, para pelajar dapat menjelajahi berbagai informasi dunia, memperoleh akses dari perpustakaan dan sekumpulan informasi penting lainnya untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan barunya.Fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat yang memandang bahwa tugas guru hanya seorang pengajar (pentransfer ilmu) di lingkungan pendidikan perlu untuk dirubah. Karena sejatinya seorang guru bukan hanya sebagai pengajar untuk mencerdaskan pola pemikiran anak didik yang dari tidak tahu menjadi tahu. Akan tetapi penting untuk dijelaskan tugas seorang guru yang sebenarnya dari aspek Al- Qur‟an dan hadits. Tugas seorang guru yang pertama dan terpenting adalah pengajar (murabbiy, mu’allim). Firman Allah dalam surat An-Nahl (103) berikut ini.
Buku ajar mahasiswa ini berjudul “Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)”. Buku ajar ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada yang bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam belajar serta agar siswa juga dapat memahami nilai-nilai dasar Islami yang dikembangkan manusia dalam berpikir dan bertindak.
Buku ajar ini membantu memahami sistem informasi yang dimulai dari perkembangan komputer, karena sistem informasi saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan komputer. Selain itu beberapa konsep yang terdapat dalam sistem informasi juga dibahas dalam buku ini. Buku ajar ini lebih khusus diperuntukkan kepada para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang sedang mengambil mata kuliah pembelajaran ICT atau mahasiswa universitas lainnya yang juga mempelajari mata kuliah yang serupa. Oleh karena itu beberapa contoh dan latihan yang ada pada buku ajar ini sebagian diambil dari dunia kemahasiswaan. Mudah-mudahan dengan mempelajari buku ini, para siswa akan mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam pembelajaran dan dengan harapan semoga siswa mampu berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki.
DAFTAR ISI
BAB I Teknologi dan Media Pembelajaran
A. Posisi dan Fungsi Teknologi dan Media Pembelajaran
B. Landasan Media Pembelajaran
C. Karakteristik Media Pembelajaran
D. Media Pembelajaran Dua Dimensi
E. ICT dalam Pembelajaran Inovatif
F. Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran
BAB II Memadukan Teknologi Dan Media Pembelajaran
A. Karakteristik Pemrosesan Informasi
B. Strategi Pembelajaran
C. Media Pembelajaran Inovatif
D. Klasifikasi Bahan Ajar
BAB III Komunikasi Dalam Pembelajaran Berbasis ICT
A. Komunikasi dan Pembelajaran
B. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
C. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
D. Strategi Komunikasi Pembelajaran
BAB IV Media Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK
A. Media Pembelajaran Berbasis Komputer
B. Strategi Pembelajaran dengan TIK
C. Pemanfaatan Microsoft Power Point untuk Pembelajaran
D. Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
BAB V Media Pembelajaran Berbasis E-Learning
A. Pemanfaatan Media E-learning
B. Teknologi Penunjang E-learning
C. Pengajaran Berbasis Web
D. IT Pembelajaran Berbasis Multimedia
BAB VI Pemanfaatan Media Pembelajaran
A. Penggunaan Media Tidak Terprogram
B. Penggunaan Media Terprogram
C. Multimedia dalam Pembelajaran
D. Prinsip-prinsip Multimedia
BAB VII Belajar Dengan Piranti Audio, Visual dan Kinestetik
A. Media Pembelajaran Visual
B. Fungsi Media Pembelajaran Visual
C. Manfaat Media Pembelajaran Visual
D. Jenis-jenis Media Pembelajaran Visual
E. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Visual
F. Kriteria Pemilihan Media Visual
G. Pemanfaatan Media Audio dan Radio
H. Media Pembelajaran Kinestetik
BAB VIII Orientasi Pembelajaran Abad 21
A. Orientasi Baru Dunia Pendidikan
B. Paradigma Pendidikan Abad-21
C. Pembelajaran Berbasis Blended Learning
D. Mengembangkan Kecakapan Siswa
E. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
F. Pembelajaran Secara Tatap Muka dan Virtual
G. Kompetensi Profesi Guru berbasis ICT
Teknologi dan Media Pembelajaran
Bab ini akan menjelaskan pentingnya teknologi dan media dalam proses belajar mengajar. Belakangan ini ketika sebagian besar orang-orang mendengar kata teknologi, mereka memikirkan dengan benda-benda seperti komputer, pemutar MP3, dan pesawat ulang alik. Kata teknologi selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekedar piranti keras hingga cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Banyak pendidik beranggapan bahwa teknologi merupakan seluruh solusi pengajaran di dalam kelas. Komputer dan teknologi lainnya tidak membuat guru menjadi lebih bisa. Pada akhirnya gurulah yang harus memiliki beragam pengalaman kaitannya dengan proses pembelajaran di kelas. Kemajuan teknologi memainkan peranan penting dalam pendidikan. Teknologi dan media yang telah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga membantunya meraih potensi tertinggi mereka, terlepas dari apapun kemampuan bawaan yang mereka bawa sejak lahir. Bab ini menyajikan ringkasan mengenai arti, posisi dan fungsi teknologi dan media pembelajaran yang diharapkan dapat berperan sebagai salah satu pendukung para guru untuk menuju pemenuhan tuntutan profesionalisme.
Bab ini memberikan perhatian khusus pada fungsi dan karakteristik teknologi dan media pembelajaran inovatif, diantaranya.
- Posisi dan Fungsi Media Pembelajaran
- Landasan Media Pembelajaran
- Karakteristik Media Pembelajaran
- Media Pembelajaran Dua Dimensi
- ICT dalam Pembelajaran Inovatif
- Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran
Posisi dan Fungsi Teknologi dan Media Pembelajaran
Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran jelas berubah-ubah karena adanya pengaruh teknologi. Guru dan buku teks tidak lagi menjadi sumber belajar satu-satunya yang utama dan tidak ada bandingannya. Guru telah berubah peran menjadi seorang fasilitator pemerolehan informasi. Bahkan dengan beberapa tombol keyboard, para pelajar dapat menjelajahi berbagai informasi dunia, memperoleh akses dari perpustakaan dan sekumpulan informasi penting lainnya untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan barunya.Fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat yang memandang bahwa tugas guru hanya seorang pengajar (pentransfer ilmu) di lingkungan pendidikan perlu untuk dirubah. Karena sejatinya seorang guru bukan hanya sebagai pengajar untuk mencerdaskan pola pemikiran anak didik yang dari tidak tahu menjadi tahu. Akan tetapi penting untuk dijelaskan tugas seorang guru yang sebenarnya dari aspek Al- Qur‟an dan hadits. Tugas seorang guru yang pertama dan terpenting adalah pengajar (murabbiy, mu’allim). Firman Allah dalam surat An-Nahl (103) berikut ini.
“Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang”.
Belajar adalah suatu aktifitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksi dengan lingkungan belajarnya. Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar yang optimal. Ivent belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesioanal dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat ini, profesionalisme tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa Setiap guru mempunyai keterbatasan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswanya karena berbagai sebab, seperti: konsep yang abstrak, objek yang berbahaya, objek yang tidak terlihat secara kasat mata, dan biaya yang sangat mahal. Berbagai keterbatasan tersebut dapat diatasi antara lain dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Islam memandang manusia sebagai mahluk yang dilahirkan dalam kaadaan fitrah atau suci, Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah yang didalamnya terdapat bakat untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan mansia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 31-33:
“Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."“Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Ayat diatas menjelaskan bahwa guru sebagai penggiat pembelajaran memiliki peran yang penting terhadap proses optimalisasi diri siswa untuk menghasilkan perubahan prilaku yang relatif permanent, berdasarkan alasan itulah seorang guru hendaknya mampu merencanakan serta menciptakan suasana atau lingkungan belajar secara kondusif bagi siswa- siswanya. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, dengan posisinya sebagai penggiat tadi ia pun harus mampu merencanakan serta menciptakan sumber-sumber belajar yang lainnya. Sumber itulah yang nantinya dapat dijadikan sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, sumber tersebut biasa dikenal sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran dijadikan sebagai penghubung antara guru dan siswa agar tercipta komunikasi yang efektif. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Yusuf (2):
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.
Ayat diatas menjelaskan secara detail bahwa menelaah Al-Qur'an yang berbahasa Arab dapat mengembangkan pemetaan pikiran seseorang, sedangkan pikiran yang terpetakan secara baik menjadi embrio bagi kemampuan seseorang dalam mencari dan memecahkan persoalan. Dalam hal ini, membaca dan menelaah Al-Qur'an bukan hanya mencerdaskan hati, melainkan mencerdaskan akal-rasional. Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal dalam segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al-Qur'an merupakan sebuah kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya mengenai media dalam pendidikan. Menurut Zakiah Daradjat, media pendidikan atau pembelajaran adalah suatu benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran, baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa (Zakiah Daradjat, 1995).
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Sadiman (1993) proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses menyampaikan informasi dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan-pesan tersebut berupa nilai-nilai ajaran yang dituangkan dalam kurikulum dan disampaikan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol- simbol komunikasi visual maupun verbal. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Gerlach dan Ely yang dikutip Mulyono (2003) mengemukakan media pembelajaran dapat dimaknai secara luas dan sempit. Secara luas, media diartikan sebagai setiap orang, materi atau peristiwa yang dapat memberikan kesempatan kepada seiap individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedang dalam arti sempit, media pembelajaran adalah sarana non personal yang digunakan oleh guru untuk mendukung proses belajar mengajar agar mencapai kompetensi. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.
Hal demikian dapat kita pelajari dari kisah Nabi Adam yang diajarkan Allah untuk menguasai simbol sebagai sarana berfikir (termasuk menganalisis), dan dengan simbul itu ia bisa berkomunikasi menerina tranformasi pengetahuan, ilmu, internalisasi nilai dan sekaligus melakukan telaah ilmiah. Jadi proses Nabi Adam mulai dari tahap penciptaan awal manusia telah sampai pada tahap praekplorasi fenomena alam, yakni dengan kemampuan mengenali sifat, karakteristik dan perilaku alam. Hal ini bisa kita perhatikan pernyataan ayat 31 Al-Maidah:
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali- gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal”.
Dari penjelasan ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas yang melekat secara inhern dalam diri manusia. Alasan inilah manusia dianugrahi potensi oleh Allah Swt untuk belajar dan mengajar sebagai bagian yang tak terpisah dengan tugas yang diembannya. Oleh karena itu Islam sebagai agama menegaskan bahwa belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dibahas dia atas, media pembelajaran penting digunakan sebagai sarana alat yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga akan terjadi proses belajar yang berkualitas untuk mencapai kompetensi peserta didik yang diharapkan. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Dalam Al-Qur'an, banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk selalu menggunakan akal dan memahami serta merenungi segala ciptaan dan kebesaran Allah di alam ini.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan”. (Q.S.Al-Ghasyiah: 17-20)
Ayat diatas tentunya sejalan dengan yang diungkapkan Daryanto (2010) bahwa kedudukan media pembelajaran sangat penting untuk merangsang pikiran, perhatian dan juga minat belajar siswa, untuk itu perlu diperhatikan berbagai hal dalam pemilihan media, antara lain: 1) pemilihan media yang tepat dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan obyek yang diamati, dan 2) bahan pembelajaran yang diajarkan di kelas disesuaikan dengan kemampuan dan pengalaman siswa. Dalam proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wahana penyampaian informasi atau pesan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa. Pembelajaran melalui penggunaan media, perlahan-lahan mampu menggeser sistem pembelajaran tradisional yang hanya menggunakan buku-buku teks (Dimyati, 2005). Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dengan adanya media, siswa dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan apa saja.
Belajar adalah suatu aktifitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksi dengan lingkungan belajarnya. Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar yang optimal. Ivent belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesioanal dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat ini, profesionalisme tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa Setiap guru mempunyai keterbatasan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswanya karena berbagai sebab, seperti: konsep yang abstrak, objek yang berbahaya, objek yang tidak terlihat secara kasat mata, dan biaya yang sangat mahal. Berbagai keterbatasan tersebut dapat diatasi antara lain dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Islam memandang manusia sebagai mahluk yang dilahirkan dalam kaadaan fitrah atau suci, Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah yang didalamnya terdapat bakat untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan mansia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 31-33:
“Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."“Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Ayat diatas menjelaskan bahwa guru sebagai penggiat pembelajaran memiliki peran yang penting terhadap proses optimalisasi diri siswa untuk menghasilkan perubahan prilaku yang relatif permanent, berdasarkan alasan itulah seorang guru hendaknya mampu merencanakan serta menciptakan suasana atau lingkungan belajar secara kondusif bagi siswa- siswanya. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, dengan posisinya sebagai penggiat tadi ia pun harus mampu merencanakan serta menciptakan sumber-sumber belajar yang lainnya. Sumber itulah yang nantinya dapat dijadikan sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, sumber tersebut biasa dikenal sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran dijadikan sebagai penghubung antara guru dan siswa agar tercipta komunikasi yang efektif. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Yusuf (2):
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.
Ayat diatas menjelaskan secara detail bahwa menelaah Al-Qur'an yang berbahasa Arab dapat mengembangkan pemetaan pikiran seseorang, sedangkan pikiran yang terpetakan secara baik menjadi embrio bagi kemampuan seseorang dalam mencari dan memecahkan persoalan. Dalam hal ini, membaca dan menelaah Al-Qur'an bukan hanya mencerdaskan hati, melainkan mencerdaskan akal-rasional. Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal dalam segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al-Qur'an merupakan sebuah kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya mengenai media dalam pendidikan. Menurut Zakiah Daradjat, media pendidikan atau pembelajaran adalah suatu benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran, baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa (Zakiah Daradjat, 1995).
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Sadiman (1993) proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses menyampaikan informasi dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan-pesan tersebut berupa nilai-nilai ajaran yang dituangkan dalam kurikulum dan disampaikan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol- simbol komunikasi visual maupun verbal. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Gerlach dan Ely yang dikutip Mulyono (2003) mengemukakan media pembelajaran dapat dimaknai secara luas dan sempit. Secara luas, media diartikan sebagai setiap orang, materi atau peristiwa yang dapat memberikan kesempatan kepada seiap individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedang dalam arti sempit, media pembelajaran adalah sarana non personal yang digunakan oleh guru untuk mendukung proses belajar mengajar agar mencapai kompetensi. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.
Hal demikian dapat kita pelajari dari kisah Nabi Adam yang diajarkan Allah untuk menguasai simbol sebagai sarana berfikir (termasuk menganalisis), dan dengan simbul itu ia bisa berkomunikasi menerina tranformasi pengetahuan, ilmu, internalisasi nilai dan sekaligus melakukan telaah ilmiah. Jadi proses Nabi Adam mulai dari tahap penciptaan awal manusia telah sampai pada tahap praekplorasi fenomena alam, yakni dengan kemampuan mengenali sifat, karakteristik dan perilaku alam. Hal ini bisa kita perhatikan pernyataan ayat 31 Al-Maidah:
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali- gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal”.
Dari penjelasan ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas yang melekat secara inhern dalam diri manusia. Alasan inilah manusia dianugrahi potensi oleh Allah Swt untuk belajar dan mengajar sebagai bagian yang tak terpisah dengan tugas yang diembannya. Oleh karena itu Islam sebagai agama menegaskan bahwa belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dibahas dia atas, media pembelajaran penting digunakan sebagai sarana alat yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga akan terjadi proses belajar yang berkualitas untuk mencapai kompetensi peserta didik yang diharapkan. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Dalam Al-Qur'an, banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk selalu menggunakan akal dan memahami serta merenungi segala ciptaan dan kebesaran Allah di alam ini.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan”. (Q.S.Al-Ghasyiah: 17-20)
Ayat diatas tentunya sejalan dengan yang diungkapkan Daryanto (2010) bahwa kedudukan media pembelajaran sangat penting untuk merangsang pikiran, perhatian dan juga minat belajar siswa, untuk itu perlu diperhatikan berbagai hal dalam pemilihan media, antara lain: 1) pemilihan media yang tepat dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan obyek yang diamati, dan 2) bahan pembelajaran yang diajarkan di kelas disesuaikan dengan kemampuan dan pengalaman siswa. Dalam proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wahana penyampaian informasi atau pesan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa. Pembelajaran melalui penggunaan media, perlahan-lahan mampu menggeser sistem pembelajaran tradisional yang hanya menggunakan buku-buku teks (Dimyati, 2005). Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dengan adanya media, siswa dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan apa saja.
Di lihat dari dasar filosofi, pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan/informasi sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian peserta didik. Pembelajaran merupakan kegiatan yang membuat siswa belajar dengan melibatkan beberapa unsur intrinsic maupun ekstrinsik (berkaitan dalam diri siswa atau guru, termasuk lingkungan) guna tercapainya tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru hendaknya menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kedudukan media berperan penting sebagai alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Kemajuan teknologi hakekatnya merupakan suatu pengetahuan manusia tentang cara menggunakan alat atau mesin untuk melaksanakan tugas pembelajaran secara efisien. Selain itu, dengan adanya teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membantu hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat (Istiningsih: 2012).
Media pendidikan memiliki kegunaan mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat obyek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan lain sebagainya. Program pembelajaran yang menggunakan seperangkat media merupakan upaya efektif untuk meningkatkan daya tarik pembelajaran. Dengan memperhatikan kompleksitas proses belajar, maka ketepatan pemilihan media pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Istilah teknologi informasi dan komunikasi sudah sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Namun sekalipun sudah sering digunakan, tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer dan internet. Di lingkungan pendidikan atau pembelajaran, sebagian guru pemahamannya masih terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian mengakibatkan bervariasinya sikap guru dalam memahami pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.
Pemahaman lain mengenai teknologi dalam konteks pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa. Teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa dalam mengembangkan semua jenis ketrampilan, mulai dari tingkat yang sangat dasar sampai dengan tingkat ketrampilan berpikir yang lebih tinggi. (Istiningsih: 2012). Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa. Dalam teori representasi dijelaskan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, akan mempermudah proses pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa. Semua teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.
Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran) dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). Sampai sejauh ini perkembangan teknologi pendidikan tidak hanya terbatas pada perkembangan yang terkini yaitu komputer dan internet. Artinya definisi teknologi pendidikan sebagai konsep multidimensional yang meliputi:
Kedudukan media berperan penting sebagai alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Kemajuan teknologi hakekatnya merupakan suatu pengetahuan manusia tentang cara menggunakan alat atau mesin untuk melaksanakan tugas pembelajaran secara efisien. Selain itu, dengan adanya teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membantu hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat (Istiningsih: 2012).
Media pendidikan memiliki kegunaan mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat obyek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan lain sebagainya. Program pembelajaran yang menggunakan seperangkat media merupakan upaya efektif untuk meningkatkan daya tarik pembelajaran. Dengan memperhatikan kompleksitas proses belajar, maka ketepatan pemilihan media pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Istilah teknologi informasi dan komunikasi sudah sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Namun sekalipun sudah sering digunakan, tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer dan internet. Di lingkungan pendidikan atau pembelajaran, sebagian guru pemahamannya masih terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian mengakibatkan bervariasinya sikap guru dalam memahami pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.
Pemahaman lain mengenai teknologi dalam konteks pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa. Teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa dalam mengembangkan semua jenis ketrampilan, mulai dari tingkat yang sangat dasar sampai dengan tingkat ketrampilan berpikir yang lebih tinggi. (Istiningsih: 2012). Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa. Dalam teori representasi dijelaskan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, akan mempermudah proses pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa. Semua teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.
Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran) dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). Sampai sejauh ini perkembangan teknologi pendidikan tidak hanya terbatas pada perkembangan yang terkini yaitu komputer dan internet. Artinya definisi teknologi pendidikan sebagai konsep multidimensional yang meliputi:
- suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran;
- produk seperti buku teks, program audio, program televisi, software komputer dan lain-lain;
- suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan; dan
- merupakan bagian spesifik dari pendidikan.
Download Buku Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas buku mengenai Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam) ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)
Download File:
Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam).pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file buku mengenai Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam). Semoga bisa bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam)"
Posting Komentar