Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia
1. Samudera Pasai
2. Kerajaan Aceh
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak Kerajaan Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Berdiri pada kurun ke-16 dengan raja pertama Raden Patah (Panembahan Jimbun atau Pate Radim). Setelah wafat, lalu digantikan putranya yaitu Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) yang memerintah dari tahun 1518-1521. Setelah wafat, lalu digantikan Sultan Trenggono.
Demak mengalami kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Sepeninggal Sultan Trenggono, Kerajaan Demak kacau alasannya adanya perebutan kekuasaan. Akhirnya, menantu Sultan Trenggono yaitu Adiwijaya (Jaka Tingkir) berkuasa di Demak. Sejak itu sentra pemerintahan dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568
Peninggalan sejarah Kerajaan Demak, antara lain Masjid Agung Demak yang didirikan tahun 1478 oleh Walisongo, saka tatal (Tiang masjid), bedug dan kentongan, pintu bledeg atau petir buatan Ki Ageng Selo, dampar kencana (tempat duduk raja) dan piring Campa 61 buah, proteksi Ibu Raden Patah yaitu Puteri Campa.
Penyebaran agama Islam di Jawa dibantu oleh para wali. Karena jumlah wali tersebut ada sembilan orang, maka disebut Walisongo. Sembilan wali tersebut yakni sebagai berikut:
4. Kerajaan Banten dan Cirebon
5. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di Maluku Utara. Berdiri pada kurun ke-16 dengan raja pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja populer Ternate yakni Sultan Hairun dan Sultan Baabullah yang gigih melawan dan mengusir Portugis dari Maluku (1536 - 1583). Hasil utama Kerajaan Ternate dan Tidore yakni cengkih dan pala. Tidore didirikan oleh Sultan Mansur. Raja Tidore yang populer yakni Sultan Nuku.
6. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng, dan Raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan Alaudin) dan Raja Tallo yaitu Karang Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaan menjadi dwi tunggal. Raja populer dari Gowa-Tallo yakni Hasanudin (1653 - 1669), alasannya ketegasan-nya Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo antara lain Rumah raja Gowa, Kapal Pinishi dan Kapal Layar Kora-kora. Kehancuran Gowa-Tallo yakni alasannya penghianatan Raja Arupalaka dari Bone. Belanda berhasil mengalahkan Sultan Hassanudin dengan memaksanya menandatangani Perjanjian Bongaya tahun 1667.
sumber: Buku IPS Kelas 5
Berbagai Sumber
Samudera Pasai terletak di Lhoksumawe, Aceh. Berdiri pada kurun ke-13 dan merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia dengan nama raja pertama Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al-Soleh. Masa kejayaan Samudera Pasai yakni pada ketika diperintah oleh Sultan At-Tahir II dengan bukti, Samudera Pasai menjadi sentra perdagangan dan penyebaran Agama Islam.
Peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai yakni mata uang emas dan makam Raja Malik Al-Saleh di Gedong Aceh Utara. Pada tahun 1510-1530, Portugis tiba dan menguasai Samudera Pasai. Para pedagang Islam mencari pelabuhan gres yaitu Aceh.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan aceh terletak di tepi Selat Malaka yang berpusat di Kutaraja, Banda aceh Berdiri pada kurun ke-16 dengan raja pertama Sultan Ali Mughayat Syah (1514 - 1528). Karena Sultan Ali Mughayat Syah wafat diganti putranya Salahudin (1530 - 1537). Karena Salahudin tidak cakap, lalu digantikan adiknya yaitu Alaudin Riayat Syah yang bergelar Al Qohhar.
Sultan Alaudin pernah bekerja sama dengan Turki di Istambul. Sekitar 40 perwira Turki melatih tentara dan mengajarkan cara menciptakan meriam di Aceh. Ia memerintah tahun 1537 -1568 M. Setelah wafat, digantikan putranya Husain. Husain tewas dalam perang saudara sehingga digantikan oleh Ali Riayat Syah.
Raja populer dari Aceh yang membawa ke zaman keemasan yakni Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Ia berhasil menaklukan Johor, Pahang dan Kedah. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, digantikan Sultan Iskandar Thani.
Pujangga populer dari Aceh antara lain Hanzah Fausuri, Syamsudin Samatrani, Nurudin ar Raniri dan Abdurouf Singkel
Kerajaan Demak Kerajaan Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Berdiri pada kurun ke-16 dengan raja pertama Raden Patah (Panembahan Jimbun atau Pate Radim). Setelah wafat, lalu digantikan putranya yaitu Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) yang memerintah dari tahun 1518-1521. Setelah wafat, lalu digantikan Sultan Trenggono.
Demak mengalami kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Sepeninggal Sultan Trenggono, Kerajaan Demak kacau alasannya adanya perebutan kekuasaan. Akhirnya, menantu Sultan Trenggono yaitu Adiwijaya (Jaka Tingkir) berkuasa di Demak. Sejak itu sentra pemerintahan dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568
Peninggalan sejarah Kerajaan Demak, antara lain Masjid Agung Demak yang didirikan tahun 1478 oleh Walisongo, saka tatal (Tiang masjid), bedug dan kentongan, pintu bledeg atau petir buatan Ki Ageng Selo, dampar kencana (tempat duduk raja) dan piring Campa 61 buah, proteksi Ibu Raden Patah yaitu Puteri Campa.
Penyebaran agama Islam di Jawa dibantu oleh para wali. Karena jumlah wali tersebut ada sembilan orang, maka disebut Walisongo. Sembilan wali tersebut yakni sebagai berikut:
a. Sunan Giri (Raden Paku atau Raden Ainul Yakin)
b. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
c. Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)
d. Sunan Drajat (Raden Kosim Syarifudin)
e. Sunan Muria (Raden Umar Syaid)
f. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
g. Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim)
h. Sunan Kudus (Raden Jakfar Sadiq)
i. Sunan Gunung Jati (Fatahillah atau Raden Syarief Hidayatullah).
4. Kerajaan Banten dan Cirebon
Kerajaan Banten dan Cirebon Kerajaan Banten dan Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, panglima Kesultanan Demak. Tahun 1526, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis dan tanggal 22 Juni 1527 diubah namanya menjadi Jayakarta (Jakarta). Tahun 1552, Banten diserahkan kepada putranya Pangeran Hassanudin dan Cirebon diberikan ke Pangeran Pasarean.
Banten mengalami kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1680) yang gugur melawan Belanda. Peningalan sejarah Kerajaan Banten dan Cirebon antara lain Masjid Agung Banten, meriam Ki Amok dan gapura sebagai pintu gerbang di Kerajaan Banten.
5. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di Maluku Utara. Berdiri pada kurun ke-16 dengan raja pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja populer Ternate yakni Sultan Hairun dan Sultan Baabullah yang gigih melawan dan mengusir Portugis dari Maluku (1536 - 1583). Hasil utama Kerajaan Ternate dan Tidore yakni cengkih dan pala. Tidore didirikan oleh Sultan Mansur. Raja Tidore yang populer yakni Sultan Nuku.
6. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng, dan Raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan Alaudin) dan Raja Tallo yaitu Karang Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaan menjadi dwi tunggal. Raja populer dari Gowa-Tallo yakni Hasanudin (1653 - 1669), alasannya ketegasan-nya Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo antara lain Rumah raja Gowa, Kapal Pinishi dan Kapal Layar Kora-kora. Kehancuran Gowa-Tallo yakni alasannya penghianatan Raja Arupalaka dari Bone. Belanda berhasil mengalahkan Sultan Hassanudin dengan memaksanya menandatangani Perjanjian Bongaya tahun 1667.
sumber: Buku IPS Kelas 5
Belum ada Komentar untuk "Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia"
Posting Komentar