Konsep Dasar Penemuan Pendidikan


Konsep Dasar Inovasi

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang gres yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

Inovasi ialah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, penemuan merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi sanggup berupa ide, proses dan produk dalam banyak sekali bidang. Contoh bidangnya ialah : Managerial, Teknologi, Kurikulum

Pengertian Inovasi Pendidikan

Ada beberapa pendapat mengenai penemuan pendidikan :

1. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa penemuan pendidikan ialah penemuan dalam bidang pendidikan atau penemuan untuk memecahkan problem pendidikan. Jadi, penemuan pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati banyak sekali hal yang gres bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan problem pendidikan.

2. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan penemuan ialah gagasan, perbuatan atau sesuatu yang gres dalam konteks social tertentu untuk menjawab problem yang dihadapi.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diciptakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut sanggup dijabarkan beberapa istilah yang menjadi kunci penelitian penemuan pendidikan, sebagai berikut.

1. “Baru” dalam penemuan sanggup diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh penerina inovasi, meskipun mungkin bukan hal gres lagi bagi oranag lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang gres ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelummya.

2. “Kualitatif” berarti penemuan itu memungkinkan adanya re-organisasi atau pengaturan kembali unsure-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata menjumlahkan atau penambahan unsure-unsur setiap komponen.

3. “Hal” yang dimaksud dengan definisi tadi banyak sekali, mencakup semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya ialah idea tau rangkaian ide. Sementara penemuan alasannya sifatnya, tetap vercorak mental, sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata, termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.

4. “Kesenjangan” merupakan unsure pengembangan gres dalam pemikiran para pendidik cukup umur ini. Bembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan impian kalangan pendidik semoga kita kembali pada pembelajaran (learning), dan pembelajaran (teaching), dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering).

5. “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama penemuan ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sasaran, termasuk struktur dan mekanisme organisasi.

6. “Tujuan” yang direncanakan hrus dirinci dengan terang perihal sasarandan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin sanggup diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan setelah dan sebelum penemuan dilaksanakan, sedangkan tujuan penemuan itu sendiri ialah efesiensi dan efektifitas, mengenai target jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya.

Dari uraian tersebut sanggup dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan penemuan dibidang pendidikan ialah perjuangan mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.

Ruang Lingkup Inovasi Pendidikan

1) Bidang akseptor didik, pengelompokan dalam proses pembelajaran dengan segala citra karakteristiknya

2) Bidang tujuan pendidikan, menyangkut kapasitas pribadi, sosial, ekonomis, tingkat dan jenis pengajaran, cara dan sarana untuk merumuskan tujuan

3) Isi pelajaran, berdasarkan jenisnya, efek/dampak, kapasitas anak didik, bidang dan struktur ilmu pengetahuan, manfaat, kemampuan mental, dan derjat spesialisasi

4) Media pembelajaran,

5) Fasilitas pendidikan, perabot/perlengkapan yang mendukung pelaksanaan pendidikan

6) Metode dan tekhnik komunikasi, interaksi eksklusif dan tak eksklusif

7) Hasil pendidikan

Tujuan penemuan pendidikan

Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan mekanisme organisasi. Tujuan penemuan pendidikan ialah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah akseptor didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan akseptor didik, masyarakat dan pembangunan) dengan memakai sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Referensi : Sa’ud, Udin Syaefudin. (2008) Inovasi Pendidikan. Al Fabeta. Bandung

Berbagai Sumber

Belum ada Komentar untuk "Konsep Dasar Penemuan Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel