Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif Di Kelas

Pembelajaran aktif atau active learning yaitu segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Saat ini pembelajaran aktif telah diyakini oleh sebagian besar para teoritisi, praktisi dan pemegang kebijakan di hampir seluruh belahan muka bumi ini sebagai sebuah konsep pembelajaran yang menunjukkan impian bagi tercapainya mutu pembelajaran. Berpegang  pada gagasan yang disampaikan oleh  Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri atau indikator terjadinya pembelajaran aktif pada setting kelas:

1. Kegiatan berguru suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain.
2. Kegiatan berguru menarik minat akseptor didik.
3. Kegiatan berguru terasa menggairahkan akseptor didik.
4. Semua akseptor didik terlibat secara aktif dalam acara belajar.
5. Mendorong akseptor didik berpikir secara aktif dan kreatif.
6. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman.
7. Mendorong rasa ingin tahu akseptor didik untuk bertanya.
8. Mendorong akseptor didik melaksanakan eksplorasi (penjelajahan).
9. Mendorong akseptor didik mengekspresi gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian, dan / atau permainan.
10. Mendorong akseptor didik supaya tidak takut berbuat kesalahan.
11. Menciptakan suasana bahagia dalam melaksanakan acara belajar.
12. Mendorong akseptor didik melaksanakan variasi acara individual (mandiri), pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas.
13. Mendorong akseptor didik bekerja sama guna membuatkan keterampilan sosial.
14. Kegiatan berguru banyak melibatkan aneka macam indera.
15. Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh acara belajar.
16. Melibatkan acara melakukan, menyerupai melaksanakan observasi, percobaan, penyelidikan, permainan peran, permainan (game).
17. Mendorong akseptor didik melalui penghargaan, pujian, derma semangat.
18. Hasil kerja (karya) akseptor didik dipajangkan.
19. Menerapkan teknik bertanya guna mendorong akseptor didik berpikir dan melaksanakan kegiatan.
20. Mendorong akseptor didik mencari informasi, data, dan mencari tanggapan atas pertanyaan.
21. Mendorong akseptor didik menemukan sendiri.
22. Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis.

Untuk sanggup memenuhi seluruh ciri (indikator) di atas tentu bukan hal yang mudah, khususnya bagi kawan-kawan yang sudah tertiasa dengan pola  pembelajaran pasif. Oleh sebab itu,  mari  kita mencoba memenuhi dan mempraktikannya di kelas, mulai dari  hal yang paling mungkin untuk dilaksanakan.

Sumber: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.
Berbagai Sumber

Bagikan Artikel ini